October 10, 2008

Kembali ke fitrah


Ketika masih kuliah, saya dan sahabat-sahabat saya pernah membayangkan akan jadi apa kami di masa depan. Lucunya setelah bicara ngalor ngidul, rupa-rupanya cita-cita kami amat sangat jauh meleset dari kebanyakan ekspetasi. Ekspetasi kami saat dulu pertama kali menjejakkan kaki di kampus, ekspetasi orangtua kami yang bangga karena anaknya lulusan kampus bergengsi, ekspetasi dosen kami yang ingin anak didiknya sukses luar biasa, ataupun ekspetasi yang mengharapkan kami mampu merubah nasib bangsa ini (ceilee...gayaaa). Kami membayangkan masa depan kami sebagai ibu rumah tangga. Istilah kerennya sekarang Full Time Mom (FTM).

”Apa sih menariknya jadi FTM?” mungkin tanya sebagian orang. Setelah 2 bulan lebih bergelut menjadi FTM rasanya saya sudah menemukan jawabannya. Yang menarik menjadi FTM? Yang lain menjadi tidak menarik! Memperhatikan polah anak lebih asik daripada membaca perilaku konsumen. Berinteraksi dengan anak lebih seru daripada berselancar di dunia maya. Mengutik ide kreatif untuk bermain dengan anak lebih menantang daripada brainstorming sebuah brand yang seksi. Becanda dengan anak lebih menyenangkan daripada ngobrol ngalur ngidul di sela-sela jam kosong kantor. Menyiapkan makanan lebih membahagiakan daripada menyiapkan presentasi dengan ide yang wow ke klien. Dulu saya kira dunia periklanan is the most fun and the coolest job on earth. Ternyata saya salah. Saya jatuh cinta dengan pekerjaan saya yang baru.

Kalo Anda sudah punya anak, Anda pasti tahu bagaimana rasanya saat anak Anda bangun dari tidurnya dan tersenyum kepada Anda. Kini dalam sehari saya merasakannya berkali-kali. Rasanya lebih bahagia dibandingkan saat dapat bonus akhir tahun. Menurut Oprah menjadi seorang ibu rumah tangga ”is the hardest job ever”, kalo menurut saya ”it’s the most amazing job ever”.

Pekerjaan ini memang tidak digaji tiap bulannya. Gak dapat asuransi. Apalagi golden shake dalam itungan digit yang menggiurkan.Mau tau kenapa? Mungkin karena pekerjaan ini tak ternilai harganya. Yang mampu ’membalas’ ya yang sudah ’menitipkan’ si anak.

Semoga pelan tapi pasti status baru FTM saya dari Full Time Mom bisa berubah menjadi Full Time Momtrepreneur. (Momtrepreneur adalah isitilah dari Betty Yanti Sundari, penulis buku Muslimah Goes to CEO). Namun sampai saat ini saya hanya menjalankan fitrah saya, sebagai istri dan ibu.
*Picture by Ayah