February 22, 2008

Bekal untuk terkasih

Hidup tak sepatutnya ditakuti
Begitu pun dengan kematian Nak
Sebab hidupmu di dunia,
semata-mata untuk hidup yang kekal nanti
Hidup setelah mati

Duniamu yang kini pasti membuatmu jatuh cinta
Hangatnya senja...
Beningnya embun pagi...
Cerahnya senyum orang terkasih...
Nikmatnya saat berbuka puasa...
Damainya pelukan ayah ibumu...
Merdunya tawa canda anak-anak...
Heningnya malam lailatul qadar...

Namun keabadian bukan milik mereka
Duniamu tempat berpijak hanya lah sesaat
Berlalu secepat detakan jantung
Melesat tanpa kamu sadari

Maka siapkan selalu bekalmu Nak
Untuk rumahmu yang sesungguhnya
Rumah dimana rasa rindumu terpenuhi
Rindu akan kehangatan ketenangan kebahagiaan nan sejati

Jangan takut kehilangan orang terkasih
Jangan meratapi kehilangan itu
Jangan cemas saat waktunya pulang
Sungguh jika Allah meridhoi, kita pasti berkumpul

Dan ketika saat itu tiba
Ia akan menyambut hangat dalam pelukan-Nya
Dan akhirnya kita benar-benar sudah berada di rumah Nak



19 Juli 2007, 11.40 WIB, di kantor.
Inspired from “Adagio in c minnor” by Yanni

Waktu yang sempurna

9 bulan yang luar biasa
Membawamu ke mana pun kaki melangkah. Lelah? Hanya di saat-saat tertentu sayang. Ketika kaki tak mampu lagi menopang dan napas mulai tersengal-sengal, Mama pun menyerah dan akan duduk dengan kelelahan. Namun saat ingat sebuah amanah besar dan karunia yang tiada terkira sedang menemani kemana pun Mama pergi, langkah kaki menjadi seringan langkah hati. Ah kamu anakku sedang meringkuk hangat dan nyaman dalam tubuhku…

9 bulan bukan waktu yang singkat
9 bulan bukan waktu yang lama
9 bulan adalah waktu yang sempurna!

Sampai-sampai kamu sudah merasa begitu nyaman dalam ruang sempit rahim. Begitu tenang mendengar alunan detak jantung Mama yang berdetak tak menentu. Bahkan kamu sudah begitu asyik hanya bermain dengan jari-jari mungilmu. Tapi sayangku bukan kamu saja yang sudah jatuh cinta karena telah terbiasa. Mama pun sudah kandung jatuh cinta akan keberadaanmu dalam perut buncit Mama.

Namun 9 bulan segera berlalu sayang…
Dan sebuah dunia baru telah menantimu. Cepat atau lambat kamu tak akan lagi berada dalam peraduan nan hangat dalam rahim Mama. Beragam hal asing mungkin akan kerap membuatmu gelisah dan tak nyaman; cahaya matahari yang menyengat, sinar lampu yang mengganggu, bau-bau yang entah darimana asalnya, suara-suara aneh yang kerap muncul, bahkan suaramu sendiri sayang. Mama paham jika suatu saat nanti kamu akan protes dan merindukan rumah lamamu, rahim sempit Mama.

Namun 9 bulan sudah berlalu sayang…
Mama dan Ayah telah menantimu. Cepat atau lambat kasih sayang kami yang akan memelukmu hangat. Walau mungkin tak akan mampu mendekati hangatnya rahim yang telah Allah ciptakan khusus untukmu. Namun kasih sayang Mama dan Ayah akan menenangkanmu melewati saat-saat yang membuatmu tak nyaman. Menjagamu dari ketakutan akan dunia barumu yang begitu samar. Menemanimu mengenal seluk beluk rumah barumu.

Namun 9 bulan telah berlalu sayang…
Saatnya kian mendekat
Jangan pernah takut sayang…
Hidup yang telah Ia titipkan padamu, sepatutnya disyukuri
Dan bukan ditakuti



20 Februari 2008